Login with:

Facebook

Twitter

Tumblr

Google

Yahoo

Aol.

Mibba

Your info will not be visible on the site. After logging in for the first time you'll be able to choose your display name.

Perfect Love

24 Hours

Jin POV

Beijing, Juni 2011

Aku menatap indahnya guguran daun dari balik jendela. Sesekali aku memajam kan mata sejenak menikmati suasana yang mungkin tidak akan pernah ku jampai lagi nanti. Hembusan angin menerpa pipi ku yang membuat ku kembali melebarkan mataku.

Hari ini, hari terakhirku di beijing. Setelah lulus tahap menengah pertama di beijing, aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di korea. Ayah dan ibuku meninggal 2 tahun yang lalu karna kecelakaan pesawat. Di beijing aku hanya tinggal sendiri di apartement peninggalan kedua orang tuaku, tidak besar tapi cukup untuk membuatku merasa nyaman.

Namaku Park Myung Eun, kedua orang tuaku dan teman temanku di beijing biasa memanggilku Jin.

Kim Jong In POV

Aku mengayunkan kaki ku pelan sembari duduk di bangku taman ini, pemandangan di sekitarku hanyalah orang orang yang sedang berkencan disana sini. Aku memejamkan mata dan menyanyi pelan lewat musik yang ku dengarkan di earphoneku.

Kemarin hari kelulusan menengah pertamaku. Aku sama sekali tidak peduli bagaimana nilaiku. Toh akhirnya aku hanya akan melanjutkan sekolah dimanapun yang ku mau, dengan bantuan orang tuaku yang jelas. Namaku Jong In, Kim Jong In. Aku terlahir sebagai pewaris perusahaan mobile terbesar di korea, apapun yang ku inginkan selalu terwujud. Tak butuh waktu lama hanya seperti saat kau mengedipkan matamu. Teman temanku sering menyebutku bad boy, sejujurnya bukan teman. Aku tidak pernah benar benar mempunyai teman. Hidupku sebenarnya membosankan, tak punya arah tujuan. Aku berjalan kemana pun kaki membawaku aku tidak peduli itu jalan yang baik atau buruk.

Author POV

September 2012

Libur panjang musim panas berakhir kini saatnya para pelajar di korea untuk kembali melanjutkan pencarian ilmu pengetahuan mereka. Tidak terkecuali Jin dan Jongin, entah takdir atau kebetulan mereka sama sama masuk sekolah menengah atas yang sama hanya berbeda di jurusan yang mereka tempuh. Jin mengambil jurusan anatomi ( mempelajari struktur tubuh makhluk hidup ) atau lebih mengarah ke bidang ke dokteran sedangkan jongin mengambil jurusan musik modern.

“hei kau gadis berkulit pucat! Apa kau seorang vampire kenapa kulit mu seperti tidak di aliri darah HAHAHA”

“Hei kau Vampire menjaulah”

“Kalau kau vampire apa orang tua mu juga vampire ?” suara bass seorang namja menghentikan langkah jin yang sedari tadi tidak menanggapi ejekan yang di tunjukkan padanya. Tapi untuk ejekkan oleh namja itu ia tidak terima dan berputar menghampiri namja itu.

“hei ! kau bercanda ? apa kau tidak punya otak. Apa vampire bisa menikah dan melahirkan anak ? kalau memang begitu berarti kalian semua adalah vampire ! aku tidak pernah keberatan kalian mengejekku vampire tapi tidak untuk orang tuaku. Jadi kau kim jong in diam dan tutup mulutmu !!” Jin sampai pada titik puncak kemarahannya pada namja yang ternyata adalah kim Jongin. Sudah jelas kenapa dia di sebut Bad Boy.

“hei! Apa kau baru saja membentakku ? pelecehan apa ini! Seumur hidup tidak ada yang pernah memarahiku. Tapi apa sekarang ? HAH!” bentak jongin pada jin

“ini salahmu kan? Kau sendiri yang menghina orang tuaku lebih dulu. Jadi jelas saja aku membentakmu” balas jin.

Mereka bertengkar di tengah – tengah taman dan itu memancing para murid lainnya menonton pertengkaran mereka. Jongin kehabisan kata-kata dan akal sehatnya, ia menarik jin pergi dan membawanya ke air mancur sekolah. *BUZZZ* Jong in melempar begitu saja badan jin ke dalam kolam air mancur itu dan membuat seluruh badannya basah kuyup. Setelah itu jong in hanya pergi tanpa menoleh lagi.

“Jin! Kau mimisan!” seorang teman jin berteriak setelah melihat jin yang baru saja di lempar oleh kim jong in

“Huh ? dimana?” jin berusaha mencari dimana darah itu mengalir. Dan tiba tiba kulit gadis bernama asli Park Myung eun itu semakin bertambah pucat.

“Myung Eun! Gwenchana?” seorang namja menerobos masuk ke dalam kolam dan mengangkat jin keluar. Belum sempat namja itu mengangkat jin. Jin lebih dulu kehilangan kesadaran dan pingsan.

Someone POV

@Seoul Medical Center

“permisi, bisa kah anda mengisi fomulir data pasien ?” seorang perawat mengaggetkanku yang sedang menatap myung eun yang sedang di periksa.

“oh tentu. Dimana ?” Aku satu satunya keluarga yang ia punya seoul. Dan dia satu satunya keluarga yang ku punya.


Myung eun sudah cukup hidup menderita sejak kecil. Menjalani ratusan pengobatan sejak kecil, dan meminum ribuan butir obat.Bahkan hidupnya belum bahagia semenjak ia memutuskan pindah dari china ke korea. Dan kenalkan aku Park Woohyun, sepupu jin. Umurku tidak jauh berbeda dengannya hanya 3 tahun lebih tua darinya. Aku dan jin tidak pernah bertemu selama belasan tahun dan baru setahun ini lah setelah dia memutuskan untuk pindah ke korea aku baru bisa bertemu dengannya.

“Woohyun-ssi, kau bisa menemui pasien sekarang.” Setelah berapa lama akhirnya dokter mengijinkan ku menemuinya.

“oh, jinja? Gamsamnida sangsenim.”

“Hei! Jin Jin apa kau sudah sadar” sapa ku ketika masuk ke ruangan

“oh ? woohyun oppa. Kau disini.”

“tentu saja, aku disini. Bagaimana keadaanmu ? apa masih sakit”

“tidak, aku sudah terbiasa dengan rasa sakitnya.”

“jinja ? tapi boleh aku bertanya. Siapa yang melemprkanmu ke kolam tadi ?”

“kalau aku memberitahumu kau tidak akan membunuhnya kan ? haha. Itu ulah Jong in, calon pewaris perusahaan mobile di korea. Ia menghina orang tuaku dengan menyebutnya vampire. Aku tak terima dan membentaknya. Dan kemudian ia tak terima dan melemparku ke kolam. Yah tapi aku tidak marah, wajar saja dia melakukan itu.”

“aigoo~ apa kau malikat ?”

“oppa, hentikan tidak lucu”

Kim Jong In POV

“hei! Bro. Kudengar kau bertengkar dengan gadis vampire itu.” Suara menyebalkan ini lagi lagi muncul tepat di sebelahku “emmm”

“houl..daebak! apa kau menang ?”

“hei! Oh sehun apa kau tidak masuk kelas ? pergi sana” “Araseo. Tapi ku dengar gadis itu masuk rumah sakit karna penyakitnya kambuh waktu kejadian kemarin.” DEG Aku mematung sejenak. Entah kenapa aku merasa bersalah padanya. Tapi sakit apa dia sampai harus di rawat di rumah sakit?. Ahh peduli apa aku padanya dia hanya gadis vampire menyebalkan. “hei! Oh sehun apa kau tau kapan dia keluar dari rumah sakit “

Satu minggu Kemudian Pikiran rasa bermasalahku terus mengahantui ku seminggu ini. Entah kenapa, bayangan keadaan jin terus keluar masuk dari otakku dan itu membuatku hampir gila. Aku memutuskan untuk mengunjunginya sepulang sekolah. Hanya sebentar tak lama.

“Permisi, apa ini ruangan park myung eun” tanya ku pelan di depan ruang no. 771 “emm. Ya, masuklah” suara yeoja menjawab pertanyaan ku dan aku bergegas masuk ke dalam. “oh ? kim jong in ? apa aku tidak salah lihat ?” “tidak. Ini aku kim jong in, aku hanya mau memberimu coklat ini.” “oh jinja? Gomawo. Duduklah” “bagaiman keadaanmu ? kapan kau keluar dari rumah sakit ?” “aku baik. Mungkin sebntar lagi” Di tengah tengah obrolanku dengan jin seorang perawat masuk ke dalam ruangan “permisi myung eun-ssi kau harus menjalani pengobatan lagi” kata perawat itu. Aku yang merasa penasaran kemudian bertanya. “Jin kau sakit apa ?” “ahh tidak. Ini hanya pengobatan menghilangkan insomnia ku” “ohh araseo. Kalau begitu aku pulang dulu, annyeong”

Author POV

1 bulan kemudian Jongin menatap turunnya salju dari balik jendela kelasnya, salju turun dengan lebatnya membuat suasana semakin dingin dan hampa. Sangat sepi menurutnya walau banyak orang di sekitarnya.

“Hei! Kim JongIn seorang mencarimu di depan kelas” panggil sehun pada jong in “siapa ?” “berbalik dan lihatlah sendiri” Jongin pun berbalik dan melihat seorang berkulit pucat dengan rambut panjang tergurainya melambai padanya. Jongin tersenyum dan mengahampirinya

“Jin kau sudah sembuh ? syukurlah. Sudah lama sekali kau tidak masuk sekolah”

“emm. Tentu saja sudah. Aku ingin membalas pemberian coklatmu waktu itu. Apa kau punya akhir pekan ini ?”

“tentu saja”

“kalau begitu kau harus ikut denganku. Aku hanya punya waktu 24 jam”

“oh, baiklah”

“aku tunggu kau di aiport”

“Mwo ?”

“kau harus datang oke ? aku sudah memesan tiketnya”

JIN POV

*1 bulan yang lalu*

Hari itu saat jong in datang mengunjungiku saat itu juga perawat memberi tahuku sebuah kenyataan pahit. Umurku memang tidak akan lama lagi. Aku menderita kanker darah sejak kecil dan aku tau itu. Tapi kenyataan kalau rumah sakit korea tidak sanggup merawatku lagi membuatku putus asa.pihak rumah sakit sudah mengirim surat rujukkan ke rumah sakit amerika dan proses transfernya aku di lakukan 1 bulan dari sekarang.

Aku meminta dokter untuk memberiku waktu 1 hari untuk bisa keluar sebentar bersama jongin. Sebenarnya aku sudah menyukai jongin saat aku bertemu dengannya di bandara saat pertama kali aku tiba di korea. Aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama dan mengikutinya kemanapun termasuk. Masuk di sekolah yang sama dengannya, sikapnya yang dingin dan acuh tak acuh membuatku penasaran dengan dirinya.

Walaupun suatu hari aku tau kata katanya sedikit kasar dan membuatku membentaknya.tapi aku tidak benar benar marah padanya. Aku juga tersenyum saat jongin menyeret tanganku dan menyeburkan ku kolam, karna itu pertama kalinya dia memegang tanganku.

Woohyun oppa, satu satunya keluargaku juga sudah menyerah dengan penyakitku. Ia tidak pernah tega melihatku melawan penyakitku sendirian ia akan sangat marah pada dirinya sendiri kalau aku merasa kesakitan. Oleh karna itu aku selalu menyembunyikan rasa sakitku di depannya. Tak mudah. Tapi aku sudah terbiasa.

Akhir Pekan. Inchoen Airport

“Hei! Jongin” sapa ku pada namja yang menggunakan style yang cukup keren saat itu. “oh ? jin! Kau datang. Tapi sebenarnya kita akan kemana ?”. tanya nya bingung aku lalu menyeret tangannya ke dalam pintu ke keberangkatan “kita ke jepang. Disneyland. Aku hanya minta 24 jam dari waktu mu. Bolehkan?” “mmm..tentu, tapi aku merasa ada yang aneh darimu” “tidak ada ayo kita berangkat!”

5 jam waktu yang ku buang dalam perjalanan ke korea-jepang. Terkadang aku tersenyum saat sekali-kali jongin tak sengaja tidur pundakku. Entah waktu 5 jam ini bisa terulang lagi atau tidak tapi aku sudah senang melihatnya.

Osaka, Jepang

“Yohoo... Aku di jepang bersama kim jong in” teriak ku lepas di tengah tengah orang yang berlalu lalang jong in hanya tersenyum dan meraih tanganku. “Kajja! Kita ke disneyland!!!” ia menarik tanganku pelan dengan senyum tampan di wajahnya. **

Disneyland, Jepang

“Jin! Ayo pakai ini! Topi panda sangat cocok untukmu” “Jinja? Sini biar ku pakai” “kau cantik. Akan ku belikan satu untukmu” “Jinja. Gomawo kim jongin” Jongin tak pernah melepas pegangan tanganya dariku. Aku menggemnya kuat aku tak ingin melepasnya.

Tuhan terimakasih kau sudah membiarkannya bersamaku untuk sebentar “Jin! Ayo naik kincir angin!” Jongin mentapku saat kami berada di wahana kincir angin seolah ia akan memberitahuku tentang sesuatu yang aku tidak tau sebelumnya. “Jin boleh aku jujur ? sebenarnya kau orang pertama yang mngembalikkan senyumku. Aku hidup mewah selma ini tapi aku tidak pernah tersenyum seperti ini. Kau orang pertama jin. Kau membuatku bersyukur atas hidup ini. Hidup dengan senyuman dan cinta.” Aku terdiam dan tak bisa berkata apapun. Pada kenyataannya aku sendiri tidak pernah merasa benar benar hidup. Bagaimana mungkin aku mengajarkan hal itu pada jong in ?

“Jongin, kau mau berfoto bersama ?” tanya ku ragu. “tentu” Aku meraih ponselku. Jongin menempat posisinya sangat dekat denganku.

Dan 1 2 3. Chuu Jongin mencium pipiku dan itu terfoto di kameraku. Aku hanya diam tak bisa berkata apapun. “jin aku menyukaimu”

DEG Aku bahagia. Tapi entah mengapa air matku mengalir begitu saja. Aku merasa aku bukan gadis yang baik untuk jongin aku tak bisa terus membahagiakannya aku hanya gadis lemah tak berdaya yang hanya membuatnya susah. Aku juga menyukaimu “jangan menyukaiku” “kenapa jin ?” Aku menyukaimu, tidak aku mencintaimu “karna aku membencimu” air mataku mengalir dengan derasnya dan tak dapat ku bendung lagi.

Kepalaku mulai pusing dan pandangan ku mengabur. Tapi aku masih bisa merasakan jongin memelukku dengan erat. Rasa sakit itu datang lagi. Datang bahkan sebelum 24 jam waktuku.

Kim Jong In POV

November 2014

Tak terasa sudah sekitar 3 tahun semenjak kejadian di jepang saat itu. Aku tak pernah melihat jin lagi. Sejak saat di kincir angin itu. Aku membawanya kembali ke korea dan sampainya di bandara ambulan sudah menunggu jin di bandara dan aku tidak di perbolehkan ikut mengantarnya, sejak saat itu aku tak pernah bertemu dengannya lagi. Saat di bandara seorang namja yang juga sepupu jin park woohyun memberikan surat padaku. Tapi ia melarangku membacanya sebelum waktu berjalan sampai 3 tahun. Untuk kebaikan jin aku tidak membacanya, dan baru sekaranglah aku akan membacanya Sebuah amplop biru itu terlihat sudah sedikit memudar karna sudah lama waktu berlalu, aku meraih perlahan secarik kertas di dalamnya dan membacanya

Dear Kim Jong In, Annyeong.. sudah 3 tahun ya waktu berjalan. Aku menulis surat ini tepat setelah kemoteraphy terakhirku di korea. Rumah sakit di korea sudah tidak mampu merawatku karna kanker darah ganas yang menggerotiku, mereka mengirim surat rujukan pada rumah sakit di amerika dan akan di urus tepat 1 bulan setelah kau datang menjengukku saat itu. Aku memohon pada dokter untuk memberikanku waktu 24 jam untuk keluar dan waktu itu ku ganakan untuk bersamamu ke jepang. Kau tau aku sudah jauh lebih dulu menyukaimu jongin, aku melakukan segala cara agar bisa di dekat mu. Tapi aku tidak pernah berani untuk mendekat. Karna aku sadar aku tak pernah bisa jadi gadis yang berguna untukmu. Maafkan aku jongin dan maafkan penyakitku ini. Semoga kita bisa bertemu suatu saat nanti di kehidupan lainnya. Saranghae.

Air mataku mengalir dengan deras tanpa mampu ku bendung. Aku tak pernah membyangkan satu satunya gadis yang ku suka selama ini hidup menderita tanpa pernah ku sadari. Bodohnya aku yang selalu tidak peduli apa hidup orang lain.

Januari 2015

Aku tak pernah bisa menghapus jin dari hidupku. Aku selalu merasa bersalah dan menyesal setiap mengingatnya hingga suatu saat. Seorang gadis yang sangat mirip dengan jin menjadi murid pindahan di kelasku

“Perkenalkan. Park Myung Eun Imnida”

Semoga kita bisa bertemu suatu saat nanti di kehidupan lainnya.

24 END

Notes

FF ini milik author dan udah pernah di post blog pribadi author jadi kalau ad yang sama itu punya author

Please Vote this FF!^^

Comments

There are currently no comments